Rumah KSA berdiri di antara dinding-dinding yang telah lama menyimpan cerita, sebuah bangunan tua dengan skala yang luas namun alur yang kurang tertata. Ruang-ruang yang dahulu larut dalam sirkulasi yang tak terarah kini dituntun kembali ke arah yang lebih jernih; bukan dirombak, melainkan menyesuaikan ritme para penghuninya. Desain menjadi medium untuk membuka kemungkinan baru, dan menyusun ulang bukan hanya fisik bangunan, tapi cara hidup di dalamnya.
Zonasi yang dulu samar kini mulai menemukan kejelasan. Setiap langkah terasa lebih tenang, sebab alur gerak telah dipetakan dengan logika dan rasa. Ruang-ruang saling menyapa tanpa saling menabrak, menghadirkan harmoni dalam dinamika harian sebuah keluarga yang terus tumbuh dan bergerak. Di tengah kebutuhan akan fleksibilitas, keberadaan ruang luar menjadi penting. Ia bukan hanya menjadi jalur sirkulasi atau sumber cahaya dan udara, tapi juga ruang hidup kedua: tempat anak bermain, tempat tubuh dan pikiran beristirahat, bahkan menjadi perpanjangan ruang saat keluarga datang berkumpul.
Jejak masa lalu tetap dihadirkan dalam wujud yang lembut, menjadi aksen yang memperkaya karakter ruang. Detail-detail lama berpadu dengan material alami yang dipilih dengan rasa: kayu yang hangat, tekstur yang jujur, dan warna natural yang membumi. Unsur-unsur ini menjadi pengikat antara masa lalu dan masa kini, menjadi landasan yang memungkinkan terbentuknya identitas baru yang lebih sesuai dengan karakter penghuni saat ini.
Rumah KSA kini menjelma sebagai ruang yang lebih ramah dan jujur. Wujudnya mengalir mengikuti kebutuhan dan kehidupan penghuninya. Ia tumbuh dari proses pembacaan ulang: dari sirkulasi, kebiasaan, dan relasi antar ruang. Ia tahu, untuk menjadi utuh, ia harus menerima segala ketidakteraturan yang pernah ada, lalu mengolahnya menjadi ritme yang selaras dengan kehidupan para penghuni hari ini.