Dalam keterbatasan ruang, fungsi dan rasa diracik perlahan; bukan dengan memperlebar tapak, melainkan dengan menarik ruang ke atas; membuka sela, menciptakan kemungkinan-kemungkinan baru. Zonasi hadir dengan lembut, tanpa sekat yang kaku. Ada sudut yang tenang untuk beristirahat, dan bidang yang terbuka untuk berbagi cerita. Bidang-bidang ini menjadi penyimpan, pembatas, sekaligus penghubung. Elemen transparan dipilih untuk meluruhkan batas pandang dan membiarkan cahaya menari. Di sini, unit studio menjelma menjadi ruang yang utuh: ringkas namun cukup, sederhana namun penuh kemungkinan.